Keindahan Candi Sambisari, Destinasi Sejarah dan Alam Menawan
Candi Sambisari adalah sebuah situs arkeologi menakjubkan yang tersembunyi di tanah Jawa, menawarkan perpaduan keindahan sejarah dan alam yang menawan.

Keunikan candi ini terletak pada posisinya yang berada di bawah permukaan tanah, menjadikannya destinasi yang menarik bagi wisatawan dan peneliti. Berikut ini KELILING DUNIA akan memberikan informasi menarik tentang keindahan dan sejarah Candi Sambisari di Yogyakarta.
Keindahan Alam dan Lokasi Strategis Candi Sambisari
Candi Sambisari terletak di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Posisinya sekitar 12 km di timur Kota Yogyakarta dan hanya 4 km sebelum kompleks Candi Prambanan, membuat lokasi ini mudah dijangkau dari pusat kota maupun tempat wisata lainnya. Lingkungan candi yang tenang memungkinkan pengunjung menikmati suasana alam yang asri dan damai.
Di sekitar candi, hamparan rumput hijau yang luas menambah keindahan pemandangan. Terdapat pula berbagai perdu yang menambah kesan alami dan menyejukkan mata. Suasana ini membuat Candi Sambisari cocok sebagai destinasi wisata edukatif sekaligus rekreasi bagi keluarga maupun pecinta sejarah.
Keunggulan lokasinya juga terletak pada akses transportasi yang mudah. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum dari Yogyakarta dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Selain itu, area parkir yang luas dan fasilitas yang memadai membuat kunjungan menjadi lebih nyaman.
Keunikan Arsitektur dan Sejarah yang Terkubur
Candi Sambisari memiliki keunikan tersendiri karena berada di dalam tanah sedalam 6,5 meter. Letak ini membuatnya seolah muncul dari permukaan tanah dan memberikan kesan misterius sekaligus menarik bagi wisatawan. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9, pada masa pemerintahan Rakai Garung dari Kerajaan Mataram Kuno, dan merupakan candi Hindu beraliran Syiwa.
Bangunan utama berbentuk bujur sangkar dengan tinggi mencapai 7,5 meter. Detail relief pada dinding candi menunjukkan keahlian pengrajin batu pada masa lalu, dengan hiasan geometris dan ornamen halus yang masih terjaga. Candi ini sempat terkubur akibat letusan Gunung Merapi pada abad ke-10, yang menimbun seluruh wilayah dengan lahar dingin dan material vulkanik.
Penemuan Candi Sambisari terjadi secara tidak sengaja pada tahun 1966 oleh seorang petani yang mencangkul tanah. Proses restorasi berlangsung selama 21 tahun hingga candi kembali terlihat utuh. Kini, Candi Sambisari menjadi saksi sejarah yang menampilkan keindahan arsitektur klasik Mataram Kuno.
Baca Juga: Pantheon Roma, Keajaiban Arsitektur Abadi dan Simbol Sejarah
Fakta Menarik dan Daya Tarik Wisata Candi Sambisari

Candi Sambisari terdiri dari satu candi utama yang menghadap ke barat dan tiga candi pendukung berukuran 4,8 meter persegi. Area candi dikelilingi dua lapis pagar batu; pagar luar berukuran 50 x 48 meter dan pagar dalam setinggi 2 meter dengan ketebalan 50 cm. Setiap sisi candi memiliki pintu masuk tanpa gapura atau hiasan tambahan.
Selain sejarah dan arsitektur, candi ini juga menarik sebagai lokasi syuting film kolosal, seperti “Tutur Tinular”. Hamparan rumput hijau dan suasana sepi menjadi daya tarik tersendiri, terutama saat matahari terbenam. Tersedia juga museum mini yang menampilkan artefak bersejarah, arca, dan informasi terkait penggalian candi.
Candi Sambisari menawarkan pengalaman wisata yang lengkap. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam, belajar sejarah, dan bersantai di gazebo yang tersedia. Area ini sangat cocok bagi pecinta fotografi, keluarga, maupun wisatawan yang ingin merasakan suasana klasik dan tenang di tengah keramaian Yogyakarta.
Informasi Praktis Untuk Pengunjung Candi Sambisari
Candi Sambisari buka setiap hari pukul 08.00–17.00 WIB dengan tiket masuk Rp 5.000. Disarankan berkunjung pagi atau sore untuk menghindari panas dan mendapat pencahayaan foto yang baik.
Fasilitas lengkap tersedia, termasuk gazebo, mushola, parkir luas, ruang informasi, dan toilet, sehingga nyaman untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Lokasinya mudah dijangkau dari pusat kota Yogyakarta.
Untuk kuliner, Soto Bathok menjadi rekomendasi khas sekitar candi. Akomodasi dekat candi, seperti RedDoorz dan Bueno Colombo Hotel, memudahkan pengunjung beristirahat setelah wisata.
Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik terupdate lainnya tentang wisata-wisata yang ada di dunia hanya di KELILING DUNIA.
