Candi Barong, Keindahan Arsitektur Kuno yang Tersembunyi di Jawa Tengah
Candi Barong adalah situs warisan Hindu dengan arsitektur kuno yang indah, terletak di perbukitan Batur Agung, Yogyakarta.

Candi ini menjadi destinasi yang menarik dengan arsitektur unik, pemandangan alam yang indah, dan nilai historisnya yang mendalam. Berikut ini KELILING DUNIA akan memberikan informasi menarik tentang sejarah, arsitektur, dan keunikan Candi Barong.
Sejarah dan Penemuan Candi Barong
Candi Barong merupakan salah satu candi Hindu yang diperkirakan dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi, sebagai peninggalan Kerajaan Medang periode Mataram. Candi ini awalnya ditemukan pada awal abad ke-20 oleh seorang Belanda saat melakukan perluasan kebun tebu untuk pabrik gula. Saat ditemukan, bangunan candi dalam kondisi runtuh, namun masih menyimpan nilai sejarah yang tinggi.
Nama “Barong” diberikan oleh masyarakat setempat karena hiasan kala di relung tubuh candi menyerupai barongan, makhluk mistis dalam mitologi Jawa. Keunikan ini menjadikan Candi Barong berbeda dari candi lain di kawasan Yogyakarta. Selain dikenal sebagai Candi Barong, bangunan ini juga disebut Candi Sari Suragedug, sesuai dengan nama yang tercatat dalam Prasasti Ratu Baka.
Candi ini menjadi bukti penting perkembangan seni dan budaya Hindu di Jawa Tengah. Peninggalan seperti arca, relung, dan ornamen hiasannya menunjukkan tingkat keahlian arsitek dan pemahat pada masa itu. Penemuan Candi Barong memperkaya pemahaman sejarah tentang kegiatan keagamaan dan kesuburan pertanian pada era Kerajaan Medang.
Legenda dan Kaitannya Dengan Prasasti
Prasasti Ratu Baka menyebutkan kisah Raja Sri Kumbaja atau Mpu Kumbhayoni yang membangun tiga lingga suci, yakni Krttiwasalingga, Triyarbakalingga, dan Haralingga. Lingga-lingga ini kemungkinan besar merujuk pada Candi Barong. Masing-masing lingga memiliki pendamping Dewi Sri, Dewi Suralaksmi, dan Dewi Mahalaksmi, yang menegaskan hubungan candi ini dengan kesuburan dan pertanian.
Selain itu, Prasasti Pereng yang bertahun 863 Masehi mencatat pemberian sawah dan dua bukit di Tamwahurang oleh Rakai Walaing Mpu Kumbhayoni untuk pemeliharaan bangunan suci Siwa bernama Bhadraloka. Para ahli memperkirakan Bhadraloka ini adalah Candi Barong. Hal ini menegaskan peran candi sebagai pusat pemujaan yang berkaitan dengan kesejahteraan dan kehidupan agraris masyarakat.
Candi Barong memiliki fungsi pemujaan yang unik karena difokuskan pada Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Pemujaan Wisnu jarang ditemui di candi-candi Jawa Tengah yang umumnya bersifat Siwaistis. Hal ini menjadikan Candi Barong istimewa dalam konteks sejarah keagamaan, karena menggabungkan elemen kesuburan dan simbolisme spiritual yang khas.
Baca Juga: Pulau Mabul Malaysia, Surga Menyelam Dan Budaya Laut Bajau
Arsitektur dan Struktur Unik Candi Barong

Candi Barong menampilkan gaya arsitektur Hindu yang kuat, berbentuk punden berundak, dan menghadap ke barat. Tingginya sekitar 199,27 meter di atas permukaan laut. Bangunan terdiri dari tiga tingkatan, dengan teras pertama dan kedua hanya tersisa lantai dan umpak. Teras kedua memiliki area terbuka yang luas, menambah keindahan dan kesan monumental.
Sebelum memasuki teras tertinggi, terdapat gerbang paduraksa kecil yang mengapit tangga naik. Di teras paling atas terdapat dua bangunan utama untuk pemujaan, diperkirakan untuk Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Masing-masing candi utama berukuran 8,18×8,18 meter dengan tinggi 9,05 meter. Bangunan ini tidak memiliki pintu, sehingga upacara pemujaan kemungkinan dilakukan di luar.
Hiasan kala dan makara di setiap relung menambah nilai estetika candi. Ornamen ini menyerupai barongan, sehingga masyarakat menamainya Candi Barong. Detail arsitektur dan ornamentasi mencerminkan keahlian pengrajin pada masa Kerajaan Medang, sekaligus memperlihatkan simbolisme religius yang kuat.
Keunikan dan Daya Tarik Lingkungan
Candi Barong berada di kawasan perbukitan dan persawahan hijau, menciptakan suasana tenang dan nyaman untuk berjalan santai atau meditasi.
Menghadap barat, candi ini ideal untuk menikmati matahari terbenam dengan pemandangan senja yang menyorot bangunan bersejarah. Di sekitarnya juga terdapat situs candi lain seperti Candi Banyunibo dan Candi Ijo.
Lingkungan alami mendukung wisata edukasi dan sejarah, memungkinkan pengunjung mempelajari budaya lokal sambil menikmati keindahan alam sekitar.
Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik terupdate lainnya tentang wisata-wisata yang ada di dunia hanya di KELILING DUNIA.
