Cheomseongdae: Observatorium Tertua Dunia, Jendela Ke Langit Abad Silla

Bagikan

Observatorium Cheomseongdae adalah struktur kuno yang luar biasa, berdiri sebagai bukti pengetahuan astronomi dan keterampilan teknik.

Cheomseongdae: Observatorium Tertua Dunia, Jendela Ke Langit Abad Silla

Dibangun pada masa pemerintahan Ratu Seondeok (632-647 M), Cheomseongdae memiliki keistimewaan sebagai observatorium astronomi tertua yang masih ada di Asia, dan mungkin di dunia. Dibawah ini KELILING DUNIA akan membahas menara kuno ini, yang terletak di Gyeongju, ibu kota Silla, memainkan peran penting dalam pertanian, politik, dan kehidupan budaya pada masanya.

tebak skor hadiah pulsa  

Signifikansi Sejarah dan Pembangunan

Observatorium Cheomseongdae dibangun pada masa pemerintahan Ratu Seondeok, yang berkuasa dari tahun 632 hingga 647 Masehi. Observatorium ini dianggap sebagai observatorium tertua yang masih ada di Asia Timur. Pembangunannya, yang dimulai sekitar tahun 632 Masehi, bertujuan untuk membantu para petani dengan memantau pergerakan bintang-bintang untuk menentukan waktu tanam dan panen yang optimal.

Astronomi sangat terkait erat dengan pertanian di zaman kuno, karena jadwal pertanian ditentukan oleh pergerakan benda langit. Observatorium ini juga memainkan peran politik, karena horoskop yang berasal dari pengamatan bintang digunakan untuk memprediksi nasib bangsa. Nama Cheomseongdae berarti “menara pengamat bintang”.

Desain Arsitektur dan Simbolisme

Cheomseongdae berdiri setinggi sekitar 9 hingga 9,17 meter (29 hingga 30 kaki) dan terdiri dari tiga bagian utama: alas stylobate persegi (dasar), tubuh silindris menyerupai botol, dan bagian atas persegi. Bagian tubuh silindris terdiri dari 27 lapisan batu berbentuk kipas, melambangkan Ratu Seondeok, yang merupakan raja ke-27 dari Kerajaan Silla.

Struktur keseluruhan diperkirakan mencerminkan pandangan dunia tradisional Tiongkok tentang “langit bulat, bumi persegi”. Menara ini umumnya diterima dibangun dari 365 potong granit yang dipotong, melambangkan 365 hari dalam setahun. Alasnya dibangun dari satu lapisan 12 batu persegi panjang, yang berpotensi melambangkan 12 bulan dalam setahun.

Sebuah lubang atau jendela persegi terletak di tengah-tengah menara silindris, menghadap sedikit ke timur dari selatan, yang berfungsi sebagai pintu masuk. Jendela ini menangkap sinar matahari di lantai interior selama ekuinoks musim semi dan musim gugur. 27 lapisan badan bundar juga mewakili siklus orbit bulan yaitu 27,3 hari.

Baca Juga:

Peran Ilmiah

Fungsi utama Cheomseongdae adalah observasi astronomi. Astronom dapat memantau pergerakan bintang, menentukan waktu, dan menghitung perubahan musim. Pengetahuan ini sangat penting bagi masyarakat berbasis pertanian untuk mengetahui kapan harus menanam dan memanen tanaman. Observatorium ini juga berfungsi untuk memperkuat kekuasaan ratu, karena diyakini bahwa otoritasnya berasal dari bintang-bintang.

Meskipun metode observasi yang tepat tidak diketahui karena kurangnya instrumen dan catatan yang bertahan, diperkirakan bahwa instrumen digunakan di dalam dan di atas observatorium. Ada teori bahwa bola armillary, model benda langit, mungkin telah digunakan di atas menara. Astronom Korea kuno dikenal karena grafik bintang mereka yang terperinci.

Integritas Struktural

Integritas Struktural

Meskipun usianya sudah tua, Cheomseongdae telah berdiri selama lebih dari 1.300 tahun, mempertahankan penampilan aslinya. Meskipun sedikit miring ke timur laut, bentuk aslinya sebagian besar masih utuh. Stabilitas menara dikaitkan dengan beberapa fitur, termasuk pengisi puing di bagian bawahnya, batu-batu berbentuk tidak beraturan.

Bagian dalam yang meningkatkan resistensi gesekan, dan delapan batu pengikat horizontal yang panjang di bagian dalam. Bangunan ini dibangun di atas fondasi batu dan batuan, yang diyakini melindunginya dari gempa bumi. Konstruksi ini terbukti efektif ketika menara tersebut selamat dari gempa berkekuatan 5,8 skala richter pada tahun 2016 tanpa kerusakan.

Dampak Budaya dan Pariwisata

Cheomseongdae adalah situs warisan budaya yang signifikan dan ditetapkan sebagai Harta Nasional no. 31 Korea. Ini juga merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO yang mencakup area bersejarah Gyeongju. Pentingnya observatorium ini melampaui Korea, memengaruhi pembangunan observatorium di Jepang (observatorium Senseidai pada tahun 675).

Saat ini, Cheomseongdae adalah tujuan wisata populer di Gyeongju, menawarkan pengunjung kesempatan untuk merasakan sejarah dan budaya Korea kuno, terutama bagi mereka yang tertarik pada astronomi. Situs ini terbuka untuk pengunjung, dengan layanan tur yang disediakan untuk meningkatkan pemahaman.

Kesimpulan

Meskipun konsensus ilmiah yang berlaku mengidentifikasi Cheomseongdae sebagai observatorium astronomi, beberapa teori alternatif telah muncul, terutama sejak tahun 1960-an. Salah satu teori menunjukkan bahwa itu adalah altar yang dimodelkan pada Gunung Sumi, puncak penting dalam agama Buddha.

Perspektif lain adalah bahwa itu berfungsi sebagai altar yang didedikasikan untuk dewa pertanian suci, meskipun masih secara luas dianggap sebagai observatorium. Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik perkembangan tentang wisata-wisata yang ada di dunia hanya di KELILING DUNIA.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari en.wikipedia.org
  2. Gambar Kedua dari tripadvisor.co.id

Similar Posts