Museum Sonobudoyo, Menyusuri Sejarah dan Seni Jawa Kuno
Museum Sonobudoyo adalah sebuah lembaga kebudayaan yang memiliki peran penting dalam pelestarian sejarah dan seni Jawa kuno.

Museum ini berlokasi di Yogyakarta, Indonesia, dan dikenal memiliki koleksi artefak Javanese terlengkap setelah Museum Nasional di Jakarta. Berikut ini KELILING DUNIA akan memberikan informasi menarik tentang sejarah, koleksi, dan aktivitas budaya seru yang bisa dinikmati di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta.
Sejarah Berdirinya Museum Sonobudoyo
Cikal bakal Museum Sonobudoyo dimulai dari Yayasan Java Instituut yang berdiri di Surakarta pada tahun 1919. Yayasan ini bergerak dalam pelestarian kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Pada kongres tahun 1924, Java Instituut memutuskan untuk mendirikan sebuah museum di Yogyakarta sebagai pusat pengumpulan dan penelitian budaya.
Proses pengumpulan benda dan data kebudayaan dari berbagai daerah dilakukan pada tahun 1929, diikuti pembentukan Panitia Perencana Pendirian Museum pada 1931, yang anggotanya termasuk Ir. Th. Karsten dan P.H.W. Sitsen. Bangunan museum dibangun di tanah bekas “Shouten”, hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya.
Pembangunan Museum Sonobudoyo dimulai pada 1934 dan diresmikan pada 6 November 1935 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Selama pendudukan Jepang, museum dikelola oleh Bupati Paniradyapati Wiyata Praja, lalu setelah kemerdekaan oleh Bupati Utorodyopati Budaya Prawito. Pada 1974, pengelolaan diserahkan ke Pemerintah Pusat, dan sejak Januari 2001 bergabung dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIY.
Kekayaan Koleksi Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo memiliki koleksi lebih dari 63.344 benda, menjadikannya museum dengan koleksi bersejarah terbesar kedua setelah Museum Nasional, Jakarta. Koleksinya sangat beragam, mencakup benda geologika, biologika, ethnografika, arkeologika, numismatika/heraldika, historika, filologika, keramologika, senirupa, dan teknologika. Setiap kategori mewakili aspek unik kebudayaan dan sejarah Indonesia.
Koleksi geologika meliputi benda-benda geologi, sementara biologika berisi spesimen biologi. Ethnografika memamerkan benda budaya dari berbagai kelompok etnis, sedangkan arkeologika mencakup artefak seperti keramik Neolitik dan patung perunggu abad ke-8. Koleksi numismatika/heraldika, historika, dan filologika menampilkan mata uang, lambang, serta manuskrip kuno yang bernilai sejarah tinggi.
Selain itu, keramologika dan senirupa menampilkan keramik, lukisan, patung, dan batik tradisional. Koleksi teknologika memperlihatkan benda-benda teknologi kuno. Semua koleksi ini tidak hanya berfungsi sebagai warisan sejarah, tetapi juga sebagai bahan pendidikan dan penelitian budaya, menjadikan museum ini pusat pembelajaran yang lengkap.
Baca Juga: Pesona Pantai Canggu, Surga Surfing dan Sunset di Bali
Seni Pertunjukan dan Aktivitas Menarik

Museum Sonobudoyo juga berfungsi sebagai pusat seni dan budaya. Pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukan tradisional, termasuk wayang kulit dan wayang golek. Pagelaran wayang kulit biasanya diadakan pada malam hari beberapa kali seminggu, dengan iringan gamelan yang menghadirkan pengalaman budaya otentik.
Pagelaran wayang golek menggunakan boneka kayu untuk menceritakan kisah tradisional, sementara pertunjukan gamelan menampilkan musik ansambel yang khas. Selain itu, museum menawarkan workshop seni rupa dan batik, di mana pengunjung dapat belajar langsung teknik melukis, menggambar, dan membuat karya seni dari para ahli lokal.
Bioskop Sonobudoyo juga menayangkan film pendek yang berfokus pada budaya dan sejarah, menambah pengalaman edukatif bagi pengunjung. Dengan beragam aktivitas ini, museum bukan sekadar tempat penyimpanan artefak, tetapi juga pusat interaksi dan pembelajaran budaya yang dinamis.
Lokasi dan Aksesibilitas di Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo terletak di Jalan Pangurakan No. 6, Yogyakarta, dekat alun-alun dan Keraton. Lokasinya strategis, mudah diakses dari area populer seperti Jalan Malioboro dan pusat kota Yogyakarta. Pengunjung dapat menggunakan transportasi umum maupun pribadi untuk mencapai museum dengan mudah.
Berbagai moda transportasi tersedia, mulai dari becak, taksi, hingga layanan ride-sharing seperti Gojek dan Grab. Trans Jogja juga menyediakan pemberhentian dekat museum, sehingga pengunjung yang ingin merasakan pengalaman transportasi lokal tetap nyaman.
Lokasi yang strategis membuat museum mudah dijangkau baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Keberadaannya yang dekat dengan Keraton juga menambah nilai historis, menjadikan kunjungan ke Museum Sonobudoyo sebagai pengalaman edukatif sekaligus wisata budaya yang lengkap.
Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik terupdate lainnya tentang wisata-wisata yang ada di dunia hanya di KELILING DUNIA.
