Matera di Italia: Dari Kota Terkutuk Menuju Permata Budaya Dunia

Matera, yang terletak di wilayah Basilicata, Italia selatan, memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman Paleolitikum. Namun, hingga abad ke-20, kota ini menghadapi tantangan ekonomi dan sosial yang berat. Distrik Sassi, yang sekarang menjadi daya tarik utama, dulunya dilanda kemiskinan dan kepadatan penduduk. Kondisi hidup yang tidak sehat menyebabkan Matera dijuluki sebagai “aib Italia”.

Pada tahun 1950-an, seorang jurnalis mengunjungi Matera dan menjulukinya “The Shame of Italy” karena penduduk miskin tinggal di gua-gua. Kemiskinan yang ekstrem dan kondisi sanitasi yang buruk menyebabkan malaria dan tingkat kematian bayi yang tinggi.

Gua-Gua yang Menyimpan Sejarah Panjang

Sassi di Matera adalah dua distrik yang terkenal dengan rumah-rumah gua kuno yang telah dihuni sejak zaman Paleolitikum. Gua-gua ini diukir dari batu kapur, yang merupakan karakteristik wilayah Basilicata dan Apulia. Banyak dari gua ini hanyalah gua-gua kecil, dan di beberapa bagian Sassi, jalan terletak di atas kelompok tempat tinggal lainnya.

Kota kuno ini tumbuh di salah satu lereng jurang berbatu yang diciptakan oleh sungai, yang sekarang menjadi aliran kecil. Pada tahun 1950-an, pemerintah Italia secara paksa memindahkan sebagian besar penduduk Sassi ke perumahan umum baru di kota modern yang sedang berkembang, sebagai bagian dari kebijakan untuk menghapus kemiskinan ekstrem di Sassi.

Baca Juga: Colosseum: Keajaiban Dunia yang Tersembunyi di Roma, Italia

Kondisi Kehidupan yang Memprihatinkan di Sassi

Sebelum renovasi, kondisi kehidupan di Sassi sangat memprihatinkan. Keluarga-keluarga tinggal di gua-gua tanpa air bersih atau listrik, seringkali bersama dengan hewan ternak mereka. Kondisi ini menyebabkan penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Pada awal 1950-an, hanya 3 persen dari tempat tinggal Sassi yang memiliki air bersih, dan tidak ada sistem pembuangan limbah. Dalam banyak kasus, tiga generasi tinggal bersama dalam satu ruangan gua.

Upaya Restorasi dan Revitalisasi

Pada tahun 1980-an, Matera memulai upaya restorasi dan revitalisasi yang luar biasa. Pemerintah Italia mulai berinvestasi dalam rehabilitasi Matera, dengan tujuan untuk mendapatkan status Warisan Dunia. Gua-gua dipugar, dan kota ini diubah menjadi tujuan wisata yang menarik.

Pada tahun 1993, UNESCO mengakui Sassi sebagai Situs Warisan Dunia, menyebutnya sebagai “contoh paling luar biasa dan utuh dari permukiman troglodyte di wilayah Mediterania, yang sangat sesuai dengan medan dan ekosistemnya”.

Status Warisan Dunia UNESCO

Penetapan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO membawa publisitas, promosi, dan investasi lebih lanjut ke Matera. Hal ini membantu mengubah citra kota dan menarik wisatawan dari seluruh dunia. UNESCO mengakui Sassi di Matera sebagai lanskap budaya yang luar biasa yang telah mempertahankan fitur-fiturnya selama berabad-abad.

Puncak Kebangkitan Matera

Pada tahun 2019, Matera dinobatkan sebagai Ibu Kota Kebudayaan Eropa, bersama dengan Plovdiv di Bulgaria. Gelar ini memberikan kesempatan bagi Matera untuk menyelenggarakan serangkaian acara budaya dan menerima investasi ekonomi dan sosial. Hal ini juga membantu meningkatkan profil internasional Matera dan menarik lebih banyak wisatawan.

Kesimpulan

Dari kota yang pernah dianggap sebagai “aib Italia,” Matera telah bertransformasi menjadi permata budaya dunia yang mempesona. Dengan sejarahnya yang kaya, arsitektur unik, dan upaya revitalisasi yang sukses, Matera menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para wisatawan. Kota ini adalah bukti ketahanan manusia dan kekuatan transformasi.

Simak dan ikuti terus KELILING DUNIA agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.